Rabu, 01 Juni 2011
FDE
Tag
FIXED DRUG ERUPTION
Definisi
FDE didefinisikan sebagai erupsi alergi obat yang bila berulang akan timbul pada tempat yang sama. Reaksi terjadi pada kutaneus setelah mengkonsumsi obat, karekateristik ditandai dengan bentukan bercak eritema yang bersifat soliter (biasanya multipel), plak, bulla atau erosi,. Pada pasien yang mengkonsumsi obat yang sama maka akan timbul juga reaksi ditempat yang sama pada lokasi yang sama pula tempat FDE sebelumnya.
Epidemiologi & etiologi
Sekitar 10% terjadi pada anak dan dewasa. Beberapa agen yang sering menyebabkan FDE dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Patogenesis
Tidak diketahui secara pasti, diduga karena reaksi imunologis. Berdasarkan reaksi imunologis yang terjadi pada reaksi obat dapat berupa IgE mediated drug eruption, immunecomplex dependent drug reaction, cytotoxic drug induced reaction dan cell mediated reaction.
Bersifat asimtomatis, dapat ditemukan pruritus, nyeri atau rasa seperti terbakar
Waktu sampai timbulnya gejala
Mulai dari 30 menit-8 jam setelah konsumsi obat pada pasien yang telah tersensitisasi
Lesi menetap jika konsumsi obat tidak dihentikan. Perbaikan dari beberapa hari sampai beberapa minggu setelah konsumsi obat dihentikan.
Gambaran Klinis
Lesi berupa makula oval atau bulat, berwarna merah atau keunguan, berbatas tegas , seiring dengan waktu lesi bisa menjadi bulla, mengalami deskuamasi atau menjadi krusta. Ukuran lesi bervariasi mulai dari lentikuler sampai plakat. Lesi awalnya bisa soliter, tapi jika penderita meminum obat yang sama maka lesi yang lama akan timbul kembali disertai dengan lesi yang baru. Timbulnya kembali lesi ditempat yang sama diesbut dengan istilah fixed.
Lesi dapat dijumpai dikulit dan membran mukosa yaitu bibir, badan, tungkai, tangan dan genital. Tempat paling sering adalah bibir dan genital. Gejala lokal meliputi gatal dan rasa terbakar, jarang dijumpai gejala sistemik. Tidak ditemukan pembesaran KGB. Lesi pada FDE jika sembuh akan meninggalkan bercak hiperpigmentasi post inflamasi yang menetap dalam jangka waktu lama.
Gambaran Histopatologi
Gambaran histopatologis menyerupai eritema multiforme. Reaksi dapat terjadi di dermis atau epidermis atau keduanya. Yang paling sering adalah melibatkan dermis dan epidermis. Pada tahap awal pemeriksaan menggambarkan adanya bula subepidermal dengan degenerasi hidropik sel basal epidermis. Dapat juga ditemui diskeratosis keratinosit dengan sitoplasma eosinofilik dan inti yang piknotik di epidermis. Pada tahap lanjut dapat dilihat melanin dan makrofag pada dermis bagian atas dan peningkatan jumlah melanin pada lapisan basal epidermis.
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gambaran klinis ynag khas. Selain itu juga diperlukan anamnesis keluhan lainnya yang biasanya menyertai pada FDE pada psien seperti:
1. Sakit kepala pada pasien yang mengkonsumsi barbiturat termasuk juga analgesik
2. Konstipasi pada pasien yang menggunakan phenlphthalein-yang mengandung laxative
3. Dingin dengan pasien yang over counter medication termasuk juga kekuningan.
Pemeriksaan Laboratorium:
1. Biopsi kulit membantu untuk memastikan diagnosis atau menyingkirkan diagnosis banding.
2. Uji tempel
Uji tempel tidak diperkenankan selama erupsi masih aktif maupun segera sesudahnya. Uji tempel sebaiknya dilaksanakan sekuran-kurangnya 6 minggu setelah erupsi mereda. Uji tempel dilaksanakan dengan tehnis. Obat dengan konsentrasi 10% dalam vaselin atau etanol 70% diaplikasikan secara terbuka pada bekas lesi dan punggung penderita. Observasi dilakukans selama 24 jam pertama,dianggap positif bila terdapat eritema yang jelas dan bertahan minimal 6 jam.
3. Uji provokasi
Merupakan gold standart dalam penegakan diagnosis karena kita dapat mengetahui penyebab utama dari erupsi obat. Dengan cara pemberiaan obat yang diduga sebagai penyebab dengan dosis kecil biasanya 1/10 dari dosis penyebab..
TATA LAKSANA
1. Hentikan penggunaan obat yang diduga sebagai penyebab.
2. Pengobatan sistemik
Pemberian kortikosteroid sistemik biasanya tidak diperlukan. Untuk keluhan gatal dapat diberikan antihistamin generasi lama yang mempunyai efek sedasi.
3. Pengobatan Topikal
Pengobatan topikal bergnatung pada keadaan n kulit, apakah kering atau basah: jika,
a. Jika lesi basah dapat diberi kompres terbuka. Tujuannya adalah untuk mengeringkan eksudat, membersihkan debris dan krusta serta memberikan efek menyejukkan. Pengompresan dilakukan cukup 2-3 kali sehari, biarakan basah(tetapi tidak sampai menetes) selama lebih kurang 15-30 menit. Pengompresan cukup dilakukan 2 sampai 3 hari pertama saja. Cairan kompres yang dapat dipilih antara lain NaCl 0,9 atau dengan larutan antiseptik ringan misalnya larutan pelmanganas kalikus 1:10000 atau asam salisilat 1:1000.
b. Jika lesi kering dapat diberikan krim kortikosteroid seperti hidrokortison 1% atau 2,5%. Lesi hiperpigmentasi tidak perlu diobati karena akan menghilang dalam jangka waktu lama.
Beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan dalam pemberian kortikosteroid topikal, antara lain:
1. Pilihlah potensi kortikosteroid sesuai dengan daerah atau lokasi yang akan diobati, misalnya daerah lipatan (aksila, popok) atau muka sebaiknya menggunakan potensi rendah sedangkan badan atau ekstrimitas dapat dierikan potensi sedang.
2. Pilihlah potensi terendah yang dapat menghilangkan kelainan kulit dalam waktu sesingkat mungkin. Sedapat mungkin hindari peggunaan kortikosteroid yang sangat poten, terutama anak berusia kurang dari 12 tahun.
3. Gunakan vehikulum yang tepat sesuai kondisi kelainan kulit, misalnya salep untuk lesi kering dan tebal serta krim untuk radang ringan atau lipatan.
4. Aplikasi 2 kali sehari selam 7-14 hari biasanya cukup
5. Hati-hati dengan pnggunaan kortikosteroid potensi sedang sebanyak >15 g/minggu
6. Penggunaan didaerah yang oklusif harus hati-hati, misalnya daerah popok atau aksila.
PROGNOSIS
Prognosis umumnya baik. Apabila obat penyebab telah dapat dipastikan sebaiknya kepada penderita diberikan catatan, berupa kartu kecil yang memuat jenis obat tersebut serta golongannya. Kartu tersebut dapat ditunjukkan bilamana berobat, sehingga dapat dicegah pajanan ulang.
DAFTAR PUSTAKA
Freedberg Irwin M,Arthur Z Elsen, etc. Ftzspatrick’s Dermatology in General Medicine. Edition:
6Th.2003. Mc-Graw-Hill: New York.
Selasa, 31 Mei 2011
Kulit dan Permasalahnnya
Tag
Akne Vulgaris
Definisi:
Merupakan peradangan kronis folikel pilosebaseus(kelenjar penghasil keringat )
Khas atau tanda pada kulit : komedon, papula
pustula, nodul / kiste
Predileksi /Tempat tersering:
- muka
- leher
- punggung
- lengan atas
Edukasi / Pencegahan :
- Menghindari faktor etiologidan faktor resiko
- Perawatan kulit dan muka yang baik,vitamin kulit
II. Perawatan :
- Sabun muka seperlunya
- Kulit kepala / rambut seperlunya(pemakaian shampo dan minyak rambut seperlunya)
- Kosmetik yang dapat menimbulkan komedo dihindari
- Diet rendah lemak
- Hindari stres emosi, memijit komedo
III. Obat obatan :
Golongan yang dipakai adalah golongan obat yang dapat bekerja sebagai:
- mencegah komedo
- mencegah pecahnya folikel
- mempercepat resolusi radang
Obat Topikal :
1. Tretinoin ( Vit A asam )
- Bekerja menghancurkan komedo yang muncul(komedolitik)
- mempercepat keratinisasi (regenerasi) folikel
- iritan à vaskuler: meresorbsi papul/nodul
Selama Terapi harap :
- hindari matahari
- cuci muka secukupnya
- obat topikal lain dikurangi
- hati-hati dekat mukosa
2. Benzoil peroksida 2-5%
- Bekerja sebagai anti bakteri
- komedo litik
- iritan vaskuler
- kurang efektif akne komedo
3. Antibiotika :
- Klindamisin 1% à colitis pseudomembran !
- Eritromisin 2%, kurang stabil, sensitisasi
- Tetrasiklin 0,5-5%, sensitisasi, kulit kuning
4. Asam aseleik
- mencegah pembentukan granulohyalin
- anti inflamasi(anti peradangan)
5. Asam alpha hidroksi
- Menurunkan kohesi korneosit
- mempercpat pemecahan komedo
- sintese kolagen baru
Obat Sistemik :
A. Antibiotika
1. Tetrasiklin / minosiklin/ doksisiklin
- efektip thd C acnes
- menghambat lipase ekstraseluler
2. Eritromisin
- efektip anti bakteri
- tidak menghambat lipase
Minggu, 10 April 2011
LIMA MAKANAN PENAWAR STRESS
Tag
Stres, siapa yang tidak mengenal kata ini? Hampir tiap individu mengalaminya. Apalagi pada mereka yang sering sekali dikejar oleh batasan waktu. Kondisi stres seringkali membuat daya tahan tubuh menurun dan berakibat gampang menjadi sakit, mulai dari flu hingga penyakit jantung.
Sebenarnya makanan yang bisa mengurangi stres Anda seperti oatmeal hangat bisa meningkatkan kadar serotonin di dalam tubuh sehingga mengeluarkan rasa tenang dan nyaman. Makanan lainnya bisa mengurangi kadar kortisol dan adrenalin, dimana mereka merupakan hormon stres yang ada di dalam badan sepanjang waktu. Mari kita pelajari agar Anda bisa merasa lebih nyaman dan mengurangi tingkat ketegangan Anda.
1. Makanan mengandung karbohidrat kompleks
Karbohidrat mendorong otak untuk membuat serotonin sehingga menimbulkan rasa nyaman, sangatlah baik untuk memakan karbohidrat kompleks sehingga bisa dicerna dengan baik. Pilihan yang baik sebagai penghasil karbohidrat kompleks adalah sereal, roti, pasta, dan juga oatmeal. Karbohidrat kompleks juga bisa membuat kadar gula darah menjadi stabil.
2. Makanan mengandung karbohidrat sederhana
Makanan yang mengandung karbohidrat sederhana termasuk permen dan soda bisa mengurangi stres untuk waktu singkat. Gula sederhana yang dikandung di dalamnya bila dicerna akan menghasilkan kadar serotonin yang cukup tinggi.
3. Jeruk
Jeruk mengandung vitamin C yang banyak, kandungan vitamin C bisa mengurangi stres. Sebuah penelitian menyatakan bahwa mengkonsumsi 3000 mg vitamin C sebelum mengerjakan tugas yang membuat stres bisa membuat kadar kortisol dan tekanan darah menjadi normal kembali.
4. Bayam
Mungkin Anda masih ingat Popeye yang suka sekali memakan bayam? Ternyata ia tak salah menjadikan bayam sebagai makanan favoritnya. Kandungan magnesium di dalam bayam meregulasi kadar kortisol. Magnesium cenderung terbuang dari tubuh ketika kita stres dan memakan bayam menambahkan kadar magnesium di dalam badan. Selain bayam, jika Anda bukan pecinta bayam, magnesium juga terdapat di salmon dan kacang kedelai.
5. Ikan Omega-3
Untuk membuat kortisol dan adrenalin di dalam badan tetap oke, bertemanlah dengan ikan yang mengandung omega-3, seperti tuna dan salmon. Sehingga, selain mengurangi stres, juga baik untuk memproteksi jantung. Untuk hasil maksimal, konsumsilah 3 ons ikan omega-3 seminggu dua kali.
KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA
Tag
KEWAJIBAN UMUM |
Pasal 1 |
Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter. |
Pasal 2 |
Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi. |
Pasal 3 |
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi. |
Pasal 4 |
Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri. |
Pasal 5 |
Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh persetujuan pasien. |
Pasal 6 |
Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat. |
Pasal 7 |
Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya. |
Pasal 7a |
Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia. |
Pasal 7b |
Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasien |
Pasal 7c |
Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien |
Pasal 7d |
Setiap dokten harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insani. |
Pasal 8 |
Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya. |
Pasal 9 |
Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati. |
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN Pasal 10 |
Setiap dokten wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien,ia wajib menujuk pasien kepada dokten yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut. |
Pasal 11 |
Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya. |
Pasal 12 |
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia. |
Pasal 13 |
Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya. |
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT Pasal 14 |
Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan. |
Pasal 15 |
Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dan teman sejawat, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis. |
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI Pasal 16 |
Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik. |
Pasal 17 |
Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran/kesehatan. |
Langganan:
Postingan (Atom)